Stafsus Menteri Tawarkan 4 Solusi Atasi Overcrowded Lapas

- Redaksi

Minggu, 5 Januari 2025 - 13:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan, Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E

Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan, Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E

JAKARTA,- Staf Khusus (Stafsus) Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan, Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E, menyambut baik isu dan masukan, serta kritik Lapas Watch untuk pembenahan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) dan pemberdayaan terhadap narapidana yang saat ini hampir di seluruh Lapas di Indonesia menghadapi masalah overcrowded.

“Ini memang masalah utama yang dihadapi karena kapasitas Lapas yang terus bertambah sementara perluasan dan pembangunan Lapas tidak mungkin dilakukan karena permasalahan anggaran yang belum dapat memadai,” ungkap Abdullah Rasyid saat menghadiri diskusi bersama dengan Lapas Watch di Jakarta, Sabtu (4/1).

Sebenarnya kata Abdullah Rasyid, mengacu pada Asta Cita Presiden Prabowo Subianto hal ini dapat diatasi. Lebih lanjut Abdullah Rasyid mengatakan ada 4 hal yang harus di pikirkan pemberdayaan arapidana (Napi) dalam berbagai aspek, yakni :

Pertama, memberikan pengampunan, amnesti, aboilisi, rehabilitasi dan grasi pada narapidana. Dengan alasan kemanusiaan demokrasi dan HAM. Misal, orang berusia lanjut dan memiliki penyakit dapat diberikan pengampunan. Demokrasi pada tahanan politik seperti, almarhumah Rahmawati Soekarnoputri yang status tersangkanya belum dicabut sampai saat ini.

Baca Juga :  Sekda: SPPT PBB-P2 Siap Didistribusikan

“Banyak juga terangkut kasus UU ITE perlu juga diberi pengampunan, tidak hanya diberikan pada narapidana umum,” kata Rasyid.

Kedua, melakukan restoratif justice, di mana pelaku tindak pidana ringan.

Ketiga, Pemberdayaan warga binaan, seperti pemberdayaan warga binaan dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki Lapas dalam program nasional ketahanan pangan seperti Asta Cita.

Keempat, Penambahan lembaga pemasyarakatan atau merenovasi lembaga pemasyarakatan untuk dapat memberikan fasilitas kepada warga binaan.

“Empat hal ini dapat mengatasi overcrowded, dan ke depan saya mengajak Lapas Watch dan stakeholder untuk turut bersama membenahi khususnya pembenahan Lapas,” terang Abdullah Rasyid.

Dalam dalam diskusi tersebut turut dihadiri Koordinator Presidium Lapas Watch Kalimatua Siregar, SH, MH, Sekjen Lapas Watch Syafrudin, ST, SH, dan Pembina Lapas Watch Idrus Abdullah.

Karena itu lanjut Abdullah Rasyid diperlukan beberapa strategi untuk mengatasi kelebihan kapasitas (overcrowded) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), di antaranya jangka pendek, rehabilitasi dan renovasi fasilitas yang ada, membangun blok baru atau pengembangan infrastruktur, mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan kapasitas, menerapkan program pemasyarakatan terbuka, dan mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk pemantauan.

Baca Juga :  Ratusan Wartawan Ikuti OKK PWI Banten

Untuk jangka panjang, meningkatkan efisiensi proses peradilan untuk mengurangi waktu penahanan, mengembangkan program rehabilitasi dan pendidikan, meningkatkan kerjasama dengan lembaga masyarakat, membangun Lapas baru di lokasi strategis, mengembangkan sistem pemantauan elektronik.

“Sedangkan strategi operasional dengan mengklasifikasikan narapidana, berdasarkan tingkat risiko, menerapkan shift kerja untuk staf, mengoptimalkan penggunaan ruang, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan mengembangkan program kesadaran hukum,” papar alumni Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Selain itu diperlukan perbaikan sistem peradilan pidana, meningkatkan efisiensi proses peradilan untuk mengurangi waktu penahanan.

“Kerjasama internasional untuk pertukaran best practice juga diperlukan ke depan, dengan melakukan evaluasi dan pemantauan berkala, serta pengembangan kebijakan pemasyarakatan,” ujar Abdullah Rasyid. (*/rls)

Editor : Tiwi Supiah

Berita Terkait

Peringatan Hari Pajak 2025: “Pajak Tumbuh, Indonesia Tangguh”
Bersama JMSI, PT PLN Bahas Penguatan Ketahanan Energi Nasional
Cegah Potensi Terorisme, BNPT Gelar Rembuk Merah Putih
Foperlam Siap Kolaborasi Bangun Lampung
PMMI-PWI Sepakat Wujudkan Informasi Inklusi dan Ramah Disabilitas 
Kepala BNN RI Tinjau BB Tangkapan Operasi TNI AL
Dukung Ketahanan Pangan, Lanud Husein Sastranegara Tebar Benih Ikan Nila
Sinergitas BNN-Kowani Cegah Narkoba pada Perempuan dan Keluarga

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 19:54 WIB

Pembahasan APBD 2026, Dokumen KU PPAS Diserahkan ke Banggar DPRD

Rabu, 18 Juni 2025 - 17:13 WIB

Kanwil DJP dan Pemkab Lebong Kolaborasi Permudah Akses Layanan Perpajakan

Senin, 26 Mei 2025 - 19:13 WIB

PMMI-PWI Sepakat Wujudkan Informasi Inklusi dan Ramah Disabilitas 

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:04 WIB

Bupati Turlap Pastikan Progres Pembangunan

Selasa, 29 April 2025 - 21:27 WIB

BEI Bengkulu Kenalkan Mekanisme Investasi Pasar Modal pada Pelajar

Kamis, 17 April 2025 - 19:05 WIB

Canangkan Ketahanan Pangan, Wabup Tanam Jagung di Talang Babatan

Kamis, 17 April 2025 - 17:06 WIB

Dinsos Ajukan Sekolah Rakyat ke Kemensos

Rabu, 16 April 2025 - 19:22 WIB

Dinsos Kepahiang Dapat Kualitas Tertinggi dalam Pelayanan Publik

Berita Terbaru

Ketua Bidang Potensi Daerah JMSI Pusat, H Pandji Weskantio SE, foto bersama usia melakukan pertemuan khusus dengan Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Suroso Isnandar. (foto: JMSI Pusat/rls)

Nusantara

Bersama JMSI, PT PLN Bahas Penguatan Ketahanan Energi Nasional

Kamis, 10 Jul 2025 - 19:18 WIB

Para peserta rembuk merah putih menyimak paparan materi dari narasumber. (foto: Anggita)

Nusantara

Cegah Potensi Terorisme, BNPT Gelar Rembuk Merah Putih

Rabu, 9 Jul 2025 - 17:33 WIB