KEPAHIANG, – Masih adanya kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Kepahiang menjadi topik pembahasan saat rapat koordinasi dan kerjasama lintas sektor yang diselenggarakan pada Jumat (26/7) di Command Center Pemkab Kepahiang.
Sebagai upaya pencegahan terhadap kasus kekerasan pada perempuan dan anak tersebut diperlukan optimalisasi sosialisasi pencegahan pada semua kalangan, dengan harapan efektif mengurangi dan mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
BACA JUGA: Formapabel Minta Usut Tuntas Dugaan Pelecehan Siswa
“Makanya kita melihat ini tidak akan bisa dilakukan pemeritah Kabupaten Kepahiang sendiri, kita perlu mengajak seluruh elemen dan stakeholder yang ada di Kabupaten Kepahiang untuk bagaimana kita memikirkan, bagaimana kita mengatasi, bagaimana kita mencegah ini untuk bersama-sama,” ujar Asisten II Setdakab. Hairah Aryani.
Kedepan, semua pihak aktif melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, kelompok perempuan, komunitas-komunitas untuk memberikan pemahaman terkait kekerasan pada perempuan dan anak. Apalagi, dalam beberapa kasus pelaku dan korban adalah orang dekat.
“Yang jelas untuk akan datang kita akan turun ke sekolah-sekolah dan kita akan lebih intens lagi sosialisasikan kepada organisasi-organisasi yang ada di Kabupaten Kepahiang,” kata Hairah Aryani.
Ia menjelaskan kasus kekerasan pada perempuan dan anak di tahun 2022 sebanyak 59 kasus dengan korban 103 orang. Tahun 2023 sebanyak 47 kasus dengan korban 100 orang. Kemudian di tahun 2024, hingga Juli terdapat 16 kasus dengan korban 19 orang.
“Tahun 2022, kekerasan pada anak ada 35 kasus dengan korban 52 orang, dan kasus kekerasan pada perempuan sebanyak 24 kasus dengan korban 51 orang. Di tahun 2023 ada 27 kasus anak dan korban mencapai 74 orang. Dan kasus kekerasan terhadap perempuan 17 kasus dan korban mencapai 26 orang. Sedangkan untu 2024, sampai saat ini tercatat ada kasus anak 11 dan korban 12 orang. Dan kasus kekerasan perempuan 5 kasus dengan 7 orang korban. (*)
Penulis : Anggita
Editor : Tiwi Supiah