WARTA ASPIRASI, Kota Bengkulu, – Hanya karena nunggak SPP dan belum memiliki seragam praktek, 3 siswa di salah satu SMKN Kota Bengkulu dilarang ikut ujian dan terancam tidak naik kelas.
Tim advokasi siswa itu, Yusliadi menjelaskan larangan mengikuti ujian dan ancaman tidak naik kelas menjadikan siswa merasa malu datang ke sekolah, sehingga mengurung diri di kamar.
Untuk mendapa keringanan dan mencari solusi, orang tua siswa didampingi Yusliadi mendatangi sekolah itu. Dalam pertemuan itu, orang tua menceritakan kondisi sang anak dan kondisi ekonomi keluarga mereka yang tergolong keluarga tidak mampu.
“Kedatangan kami meminta tambahan waktu melunasi tunggakan dan pembayaran uang seragam. Kami juga minta tolong siswa diberi akses ikut ujian. Pihak TU tadi siap menjamin siswa bisa ikut ujian,” kata Yusliadi.
Hanya saja, dirinya menyayangkan masih adanya oknum di sekolah itu yang mengancam siswa tidak akan naik kelas bila belum melunasi SPP dan tidak memiliki seragam praktek.
“Saat siswa ini pulang sekolah, ia kembali diancam tidak naik kelas. Kami sangat menyayangkan upaya-upaya intimidatif seperti ini. Harusnya sekolah memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa baik secara fisik maupun psikis siswa, bukan intimidasi,” ujarnya.
Yusliadi melanjutkan, ia bersama orang tua siswa itu juga berupaya mencari solusi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu. Hanya saja, pihak dinas berkilah tak memiliki kewenangan melakukan intervensi kebijakan sekolah. Pihak dinas hanya melakukan verifikasi bagi siswa yang mendapatkan KIP .
“Karena siswa ini berasal dari keluarga tidak mampu, maka kami upayakan ada solusi dari dinas untuk mendapatkan KIP. Hanya saja, jawaban pihak dinas tidak begitu jelas dan menyatakan untuk pengurusan KIP membutuhkan waktu yang panjang,” ujarnya.(*)
Penulis : Anggita
Editor : Tiwi Supiah
Sumber Berita : Liputan