KEPAHIANG,- Disparpora akan mengembangkan dan menjadikan agro eduwisata sebagai andalan tawaran destinasi wisata di Kepahiang. Konsep ini juga sebagai strategi menciptakan pariwisata berkelanjutan. Hal ini didukung bentang alam Kepahiang yang mampu melahirkan berbagai produk pertanian dan perkebunan dengan kualitas siap bersaing.
Kepala Disparpora, Rudi Andi Sihaloho menjelaskan Kepahiang tidak hanya dikenal sebagai sentra sayur, holtikultura, namun juga dikenal sebagai penghasil teh dan kopi robusta terbaik. Potensi-potensi tersebut, dijelaskan Rudi akan diintegrasikan dengan edukasi dan wisata. Dengan demikian maka Kepahiang bisa dikenal sebagai kawasan agro eduwisata sebagai ikon baru Kepahiang.
“Kita memiliki teh, kopi dan berbagai produk pertanian dengan kualitas terbaik. Nah kami bermaksud mengintegrasikan unsur pendidikan dan kegiatan wisata, berfokus pada sektor pertanian. Konsep ini menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan, di mana mereka tidak hanya menikmati keindahan alam dan area pertanian, tetapi juga mendapatkan pengetahuan langsung tentang proses produksi pangan, pengolahan hasil pertanian, serta praktik pertanian,” ungkap Rudi.
Ia menjelaskan pihaknya juga telah melakukan pemetaan kawasan-kawasan yang berpotensi menjadi kawasan agro eduwisata. Ia meyakini strategi agro eduwisata tidak hanya dapat meningkatkan kunjungan dan PAD, namun juga dapat menjadi daya ungkit ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Misalnya di Kabawetan, pengunjung dapat meyaksikan langsung pengolahan kopi robusta. Mulai dari pembibitan, pemetikan kopi hingga pengolahan atau teknik rosting, cara penyajian dan cupping. Kemudian di kawasan teh Bukit Hitam, wisatawan juga bisa melihat dan memproses langsung pengolahan dan cara menikmati teh,” ungkap Rudi.
Kemudian di kawasan Merigi akan dijadikan sentra agro eduwisata petik dan pengolahan buah segar. Wisatawan dapat memetik, menikmati buah segar langsung dari batangnya. Kemudian, dijelaskan Rudi, pengunjung juga bisa belajar cara pengolahan dan penyimpanan buah segar.
“Kecamatan Merigi bisa menjadi kawasan petik buah, seperti durian, jeruk, pepaya, melon dan semangka. Wisatawan juga bisa belajar cara pengolahan buah tersebut menjadi manisan, dodol, permen, selai atau sirup atau produk-produk lainnya,” ungkap Rudi.
Sebagai upaya mewujudkan hal itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menyusun dokumen arah wisata di Kepahiang dengan melibatkan para stakeholder pariwisata. Dokumen tersebut nantinya akan menjadi acuan Pemkab Kepahiang dalam pengembangan sektor pariwisata.
“Dari dokumen tersebut nantinya kita akan gandeng investor untuk akselerasi mewujudkan agro eduwisata itu. Ini nantinya akan berkaitan dengan dukungan infrastuktur, seperti jalan menuju destinasi wisata, villa, home stay dan berbagai fasilitas pendukung lainnya,” ujarnya.(*/adv)
Penulis : Defi Parisa
Editor : Tiwi Supiah