WARTA ASPIRASI, – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu akan menggelar Let’s Talk About Climate: Training Program for Journalists, di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Training tersebut didukung AJI bekerjasama dengan DW Akademie serta dukungan Kementerian Luar Negeri Jerman
Program itu diperuntukkan kalangan jurnalis dan jurnalis warga di Provinsi Bengkulu, dari berbagai platform. Mulai dari jurnalis digital, elektronik (Televisi, Radio) dan jurnalis media cetak.
Training digelar secara paralel di 2 AJI Kota di Indonesia. AJI Ambon dan AJI Bengkulu. Dengan dua rangkaian pelatihan, secara daring dan luring. Di AJI Ambon, Maluku, digelar Minggu-Senin, 9-10 Juni 2024 dan Sabtu-Minggu, 29-30 Juni 2024.
Di Bengkulu, pelatihan jurnalis secara online digelar pada Jumat-Sabtu, 14-15 Juni 2024, dan training secara luring dihelat pada Rabu-Kamis, 3-4 Juli 2024, di salah satu hotel di Kota Bengkulu.
Program ini, kata Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina, akan menginisiasi pendekatan jurnalisme kolaboratif berfokus pada peningkatan kapasitas jurnalis dan masyarakat adat dalam melakukan jurnalisme warga untuk memantau krisis iklim di daerah.
Selain itu, terang Yunike, penting bagi jurnalis untuk memahami berbagai permasalahan dan kearifan lokal yang sudah ada terkait krisis iklim. Kehadiran program ini akan membantu jurnalis dalam memahami dan menghasilkan karya jurnalistik yang lebih baik.
Lalu, terhubung dengan masyarakat lokal serta akan membekali jurnalis dan jurnalis warga dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melaporkan isu-isu terkait iklim secara efektif.
”Program ini menumbuhkan kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga untuk peliputan yang komprehensif, dan mendukung jurnalis untuk menghasilkan laporan dan video tentang iklim yang berkualitas tinggi,” kata Yunike, Kamis 30 Mei 2024.
Ditambahkan Organizer Let’s Talk About Climate: Training Program for Journalists, AJI Bengkulu, Yuni Astuti, peserta program khusus jurnlis dan jurnalis warga yang tergabung dalam jurnalis warga AMAN Bengkulu.
Untuk peserta, jelas Yuni, akan diseleksi secara ketat dari AJI Indonesia dengan memilih sebanyak 15 orang jurnalis dan 10 jurnalis warga. Calon peserta dapat mendaftarkan diri dengan mengisi google fomulir, http://bit.ly/Pelatihanjurnalislokal
Selain itu, tambah Yuni, calon peserta yang dinyatakan lulus seleksi wajib mengikuti rangkaian pelatihan baik secara online dan luring.
Usai mengikuti pelatihan secara daring, sampai Yuni, peserta kembali mengikuti training secara luring di salah satu hotel di Kota Bengkulu, selama dua hari. Peserta ini, jelas Yuni, mendapatkan fasilitas kamar atau diinapkan serta perdiem.
”Peserta dalam program ini terbatas. Calon peserta yang dinyatakan lolos nantinya wajib untuk mengikuti dua sesi pelatihan. Secara Daring dan Luring. Pendaftaran melalui google formulir dibuka pada Kamis 30 Mei hingga 9 Juni 2024,” jelas Yuni.
Setelah mengikuti training, terang Yuni, akan dibuka kesempatan mendapatkan fellowship untuk 10 jurnalis terpilih, dengan memproduksi liputan mendalam mengenai permasalahan iklim dan lingkungan yang berdampak pada masyarakat adat dan cakupan wilayah program.
Jurnalis terpilih, sampai Yuni, berhak mendapatkan bantuan operasional dalam bentuk reporting fellowship dengan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp7.500.000,- serta bantuan operasional yang berbeda bertemu komunitas lokal di Community Lab.
Selanjutnya, satu peserta fellowship terbaik dari Bengkulu yang berpartisipasi aktif dan membuat liputan yang komprehensif akan dipilih dan mendapatkan hadiah tambahan dan akan diberangkatkan untuk mengikuti COP 29 di Baku, Azerbaijan, pada November 2024.
Trainer/narasumber dalam program tersebut, kata Yuni, akan disampaikan Ahmad Arit dari AJI, Ayu Purwaningsih dari DW dan Perwakilan dari AMAN Bengkulu.
”Peserta yang lolos ikut pelatihan nantinya diwajibkan menerbitkan hasil karya berupa laporan, video di media masing-masing dengan tema isu iklim dan lingkungan,” tutup Yuni.(*)
Penulis : Anggita
Editor : Tiwi Supiah
Sumber Berita : rilis AJI Bengkulu